REPUBLIKA.CO.ID, KUALALUMPUR -- Menghadapi skandal Perdana Menteri Malaysia Najib Razak atas tuduhan korupsi, polisi siber Malaysia mengawasi kritik dan serangan kepada Najib di media sosial.
Salah seorang kartunis Malaysia, Fahmi Reza mengunggah kritik skandal tersebut di akun media sosial miliknya. Kartun yang menggambarkan Najib sebagai badut menjadi viral di Malaysia.
"Para elit yang berkuasa di negara selalu tidak toleran terhadap perbedaan pendapat. Mereka selalu takut kehilangan tahta," kata Fahmi, seperti yang dilansir dari Reuters, Senin (8/9).
Beberapa jam setelah gambar Fahmi yang bertuliskan "di negara yang penuh korupsi, kita semua adalah penghasut" diunggah, polisi Malaysia langsung memberikan peringatan agar semua posting di akunnya sesuai dengan hukum.
Tidak hanya Fahmi, beberapa akun media sosial yang mengkritik keras Najib juga segera diberi peringatan. Nama dan akun media sosial akan dicantumkan dalam postingan Twitter akun resmi Polisi Malaysia.
"Tindakan akan diambil bagi seseorang yang menyebarkan informasi palsu," tulis akun Polisi Malaysia.
Popularitas Najib turun karena tuduhan korupsi senilai 681 juta dollar AS melalui lembaga investasi 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB yang dipimpinnya.
Najib membantah tuduhan tersebut dan Mahkamah Agung Malaysia menutup penyelidikan kasus itu setelah ditemukan bahwa uang jutaan dolar dalam rekening Najib adalah hadiah dari Arab Saudi dan kebanyakan telah dikembalikan.