REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Nilai impor besi dan baja Sumatra Utara (Sumut) meningkat 20,76 persen pada 2015 meski penjualan properti masih tumbuh melambat sebagai dampak krisis global.
"Pada 2015 nilai impor besi dan baja Sumut mencapai 237,562 juta dolar AS dibanding 2014 yang masih sebesar 196,723 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Wien Kusdiatmono di Medan, Senin (8/2).
Peningkatan nilai impor karena kebutuhan tetap saja tinggi karena produk besi dan baja dalam negeri tetap belum bisa memenuhi kebutuhan. Oleh karena produk dalam negeri tidak bisa memenuhi kebutuhan, ketergantungan pada impor besi dan baja Sumut masih tetap tinggi. Impor besi dan baja Sumut paling besar dari Republik Rakyat Cina (RRC).
Wien menyebutkan pada 2015 secara total nilai impor Sumut turun 20,97 persen atau menjadi 3,988 miliar dolar AS karena sebagian besar impor produk mengalami penurunan. Hanya impor besi dan baja, mesin dan benda dari besi dan baja yang mengalami kenaikan.
Permintaan besi memang masih tinggi karena pembangunan properti masih bertumbuh walau melambat. Dia menjelaskan, pertumbuhan permintaan properti hanya terjadi di kelompok rumah menengah dan sederhana. Permintaan rumah mewah sedikit tertahan dampak krisis keuangan.