REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Hujan deras dan angin kencang melanda lereng Gunung Slamet. Berkaitan dengan itu, Pemkab Purbalingga melalui Dinas Pemuda Pariwisata, Olahraga dan Kebudayaan setempat menutup jalur pendakian yang berawal dari wilayah Dusun Bambangan Desa Serang Kecamatan Karangreja.
''Kita tutup jalur pendakian ke puncak Gunung Slamet mulai hari ini. Kita sudah informasikan keputusan tersebut pada pegawai kita yang bertugas di pos pendakian Dusun Bambangan. Setiap ada yang hendak mendaki, diminta untuk ditunda dulu pendakiannya,'' kata Kepala Bidang Pariwisata Dikeporabud Purbalingga, Prayitno, Senin (8/2).
Sementara terhadap para pendaki yang hingga kini masih berada di perjalanan turun atau menuju puncak dipantau keberadaannya. ''Kita akan terus pantau keberadaan mereka,'' jelasnya.
Menurutnya, sejak sepekan terakhir, hujan yang disertai angin kencang kerap berlangsung di lereng gunung Slamet, termasuk pada wilayah yang menjadi jalur pendakian dari pos Dusun Bambangan menuju ke puncak Slamet. Berdasarkan laporan yang dia terima, hujan dan angin kencang terjadi hampir setiap hari.
''Informasinya, hujan disertai badai yang cukup besar, terjadi pada Sabtu (8/2) malam. Pada saat itu, pada jalur pendakian yang kebanyakan memang berupa saluran air bila terjadi hujan, terjadi banjir cukup deras,'' katanya.
Terkait kondisi itu, pihaknya kemudian memutuskan untuk menutup sementara jalur pendakian tersebut. ''Sampai kapan penutupan dilakukan, belum kita putuskan. Nanti kita evaluasi lagi. Bila kondisi cuaca sudah memungkinkan, maka jalur pendakian akan kita buka lagi,'' jelasnya.
Dia menjelaskan, jumlah pendaki yang hendak melakukan pendakian Gunung Slamet, hingga kini masih cukup tinggi. Bahkan menjelang libur Imlek, Sabtu (6/2), jumlah pendaki yang melakukan pendakian tercatat mencapai 700 orang. Sedangkan pada Ahad (7/2), masih ada beberapa pendaki yang melakukan pendikian.