REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Jutaan warga Cina menyambut Tahun Monyet yang dimulai Senin (8/2). Perayaan tahun baru tersebut diramaikan dengan iring-iringan kembang api yang menerangi langit malam.
Hampir di setiap sudut kota atau desa di daratan Cina, keluarga akan menyalakan petasan dan kembang api. Suara dan kilatan ledakan akan meramaiakan langit setiap malam hingga pagi.
Di desa Nuanquan, provinsi Hebei sekitar lima jam perjalanan dari Beijing ada penampilan tradisional yang unik dan berbahaya. Penampilan tersebut hanya bisa ditemukan di desa tersebut.
Seorang pandai besi, dengan berani hanya mengenakan topi lebar dan rompi kulit domba untuk perlindungan diri. Ia melemparkan logam cair ke tembok kota tua. Ketika logam cair panas dengan suhu lebih dari 2.900 derajat Celcius itu membuat kontak dengan tembok dingin, pancaran bunga api turun menghujani pandai besi seperti salju.
Mereka menyebutnya 'Da ShuHua'. Desa Nuanquan megklaim telah melakukan tradisi tersebut selama lebih dari 500 tahun oleh pandai besi lokal. Kegiatan ini hanya dilakukan setahun sekali pada Festival Lentera pada hari ke-15 Tahun Baru. Festival tersebut juga menjadi klimaks tidak resmi dari perayaan dua pekan tahunan mereka.
ABC news mengunjungi Nuanquan sepekan sebelum Tahun baru Imlek dan bertemu Sui Jianguo. Ia merupakan generasi pandai besi ke-14 dan telah melakukan DaShuHua selama lebih dari 25 tahun. Ia menunjukkan kemampuannya pada acara budaya malam tahun baru dengan harapan menarik lebih banyak wisatawan ke daerah yang diabaikan tersebut.
Awalnya, Da ShuHua merupakan kembang api orang miskin, sebab di masa lalu hanya orang kaya Nuanquan yang mampu membeli petasan untuk perayaan Tahun Baru.
Ketika ditanya apakah ia berpikir Da ShuHua lebih indah dari kembang api tradisional, Sui hanya berkata, "Ini tentu adalah yang paling unik."