REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Bidang Organisasi dan Kaderisasi Gerakan Pemuda (GP) Ansor Hasan Basri Sagala mengatakan masyarakat Indonesia seharusnya tidak perlu larut dalam perayaan hari kasih sayang atau valentine. Selain kerap menonjolkan kegiatan negatif, menurutnya, Indonesia memiliki banyak budaya yang sifatnya lebih substantif dalam konteks membagi kasih sayang.
Hasan menilai, saat ini Indonesia benar-benar telah digempur oleh arus budaya asing. Dampaknya, kata dia, masyarakat kerap lupa bahwa terdapat budaya-budaya lokal yang sebenarnya lebih bernilai dan bermakna bila disandingkan dengan budaya asing tersebut.
Berkaitan dengan perayaan valentine, Ia menyinggung adanya istilah yang akrab di kalangan masyarakat Indonesia Timur, misalnya, yakni ‘Katong (kita) Semua Bersaudara’. Menurutnya, istilah tersebut cukup merepresentasikan bagaimana seharusnya masyarakat Indonesia menjalani hidup, yakni dengan saling menjaga dan membagi kasih sayang, layaknya sesama sanak saudara.
“Jadi, mengapa kita harus mengimpor budaya-budaya dari luar, sementara budaya kita sendiri, banyak yang merujuk pada cara meningkatkan dan memperkuat rasa kasih sayang,” katanya kepada Republika.co.id, Selasa (9/2).
Selain itu, menurutnya, perayaan hari kasih sayang atau valentine juga tidak pernah diajarakan atau dianjurkan oleh Islam. “Dalam Islam, jelas, tidak ada yang mengajarkan hal ini,” ujar Hasan.
Ia menyarankan agar masyarakat tidak perlu menunjukkan antusiasme berlebihan dalam menyambut atau merayakan hari valentine. Menurutnya, terdapat banyak budaya lokal yang bersifat lebih esensial dibanding valentine, namun tidak pernah terekspose oleh masyarakat sendiri.