REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Jebolnya tanggul sungai Cimanuk di Blok Waledan, Desa Lamarantarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, membuat para petambak merugi ratusan juta rupiah. Pasalnya, ikan bandeng yang mereka budidayakan, hanyut seluruhnya terbawa air.
"Petambak menjerit, rugi besar," tutur seorang petambak di Blok Waledan, Desa Lamarangtarung, Kecamatan Cantigi, Warpata, Selasa (9/2).
Jebolnya tanggul sungai Cimanuk di blok itu terjadi pada Ahad (7/2). Selain mengubah areal tambak seperti lautan, air limpasan yang mengalir deras dari sungai Cimanuk juga membanjiri ratusan rumah dan areal persawahan milik warga.
Warpata menjelaskan, para petambak di Blok Waledan hampir seluruhnya membudidayakan ikan bandeng. Adapun umur ikan bandeng rata-rata baru dua hingga tiga minggu.
Untuk membudidayakan ikan bandeng hingga berumur dua sampai tiga minggu, para petambak telah mengeluarkan modal jutaan rupiah. Bagi petambak yang areal petakannya kurang dari satu hektare, modal yang dikeluarkan sekitar Rp 2 juta per petak.
Sedangkan bagi petambak yang petakannya besar, modal yang telah dikeluarkan sekitar Rp 5 juta per hektare. Selain untuk pengolahan lahan tambak, modal yang dikeluarkan juga untuk membeli bibit ikan bandeng dan pakannya.
''Sekarang semua modal yang kami keluarkan, hilang terbawa air,'' keluh Warpata.
Terpisah, Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Indramayu, Saptaji Aminudin menyebutkan, berdasarkan laporan dari aparat desa setempat, luas areal tambak di Blok Waledan yang terendam banjir mencapai kurang lebih 100 hektare. Namun, untuk merugiannya, masih belum diketahui secara pasti.
Tanggul sungai Cimanuk di Blok Waledan jebol sepanjang 30 meter. Jebolnya tanggul terjadi akibat hujan deras di wilayah hulu (Majalengka) yang menyebabkan debit sungai Cimanuk meningkat.