REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Rusia melakukan kerja sama pertukaran informasi intelijen dalam penanganan terorisme, kata Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan.
"Dalam penanganan terorisme juga kita bertukaran informasi intelijen," kata Luhut usai bertemu dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa Malam.
Luhut mengakui kemampuan intelijen Rusia yang dinilai bagus, terlebih negara tersebut terlibat langsung dalam permasalahan di Timur Tengah. Soal terorisme, Luhut menjelaskan Rusia dan Indonesia memiliki tantangan yang sama dalam menangani terorisme.
"Sangat detil (kerja sama terorisme). Mereka punya operasi yang bisa dilakukan kerja sama dengan Indonesia," kata Luhut. Selain kerja sama intelijen, pertemuan tersebut juga membahas mengenai penawaran industri pertahanan Rusia kepada Indonesia.
Luhut mengatakan Nikolai menawarkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) berupa pesawat tempur Sukhoi, kapal selam, dan helikopter M17. Namun purnawirawan jenderal TNI tersebut menekankan bahwa Indonesia tidak ingin hanya membeli alutsista yang ditawarkan, melainkan harus ada transfer teknologi dari pembelian pesawat tempur hingga helikopter tersebut.
Nikolai bersama sejumlah delegasinya bertemu Menko Polhukam, Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Budi Waseso, Kepala Bareskrim Komjen Pol Anang Iskandar, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dan Kepala Badan Keamanan Laut Desi Albert Mamahit di Kantor Kemenko Polhukam.
Pertemuan membahas mengenai sejumlah hal dalam?militer, penanganan terorisme, intelijen, siber, narkoba, dan hukum.