REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Duta Besar (Dubes) Norwegia untuk Indonesia, HE Stig Traavik, menjadi narasumber pertama Ambassador Lecture di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Stig yang telah menjadi Dubes di Indonesia sejak 2012 ini banyak bercerita tentang kemitraan Indonesia-Norwegia.
Stig mengatakan Indonesia dan Norwegia punya hubungan baik. Indonesia banyak mengekspor tekstil, olahan makanan, bahkan sepeda ke Norwegia. "Kami juga mengekspor ikan salmon. Bahkan, 60 persen salmon yang dikonsumsi di Indonesia berasal dari negara kami,” ujarnya, Rabu (10/2) .
Selain barang, kerja sama yang intens antara Indonesia dan Norwegia juga dalam bidang iklim dan hutan, teknologi pertambangan, dan hak asasi manusia. Stig mengatakan berbeda dengan Norwegia, Indonesia mayoritas Muslim dengan banyak suku budaya, namun mempunyai toleransi tinggi. "Di Norwegia kami sangat homogen. Tapi meski pun saya Muslim, tidak ada masalah mengenai toleransi di sana,” tutur Stig.
Mengenai permasalahan lingkungan, Stig menganggap Indonesia masih belum terlambat untuk mengubah kebiasaan yang merusak lingkungan. Ia mengungkapkan, di Norwegia hampir tidak ada yang menggunakan sepeda motor atau pun mobil. Warganya selalu menggunakan sepeda atau berjalan kaki.
“Di kantor kedutaan saya di Jakarta, saya selalu menggunakan sepeda ke kantor. Meski pun masih lebih dominan para pengendara motor dan mobil,” katanya.