REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Komunitas peduli epilepsi Kota Medan menegaskan masih banyak masyarakat yang tidak paham akan penyakit epilepsi dan epilepsi ini bukan penyakit keturunan.
"Bahkan ada yang menganggap epilepsi adalah penyakit keturunan, guna-guna atau kutukan sehingga penanganannya tidak melalui medis," kata Ketua Komunitas Peduli Epilepsi Kota Medan dr Sumarnita Tarigan di Medan, Rabu (10/2).
Melihat masih banyaknya masyarakat yang kurang paham tentang penyakit epilepsi tersebut, pihaknya berencana menggelar sosialisasi dan penyuluhan tentang epilepsi kepada masyarakat, pada Maret 2016 di di Lapangan Merdeka Medan.
Ia mengatakan gejala epilepsi dapat dilihat jika terjadi kejang dominan kepada sipenderita, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sel-sel syaraf.
Untuk itulah, pihaknya berkeinginan masyarakat paham tentang epilepsi, sehingga sipenderita bisa dikontrol dengan memberikan pelayanan kesehatan apakah di puskesmas atau di rumah sakit.
"Kita inginkan masyarakat paham tentang epilepsi ini, sehingga kejang yang terjadi dapat terkontrol dan ini dilakukan dengan pengobatan secara medis di pelayanan kesehatan. Hal inilah yang ingin kita galakkan di masyarakat," katanya.
Pj Wali Kota Medan, Randiman Tarigan mengatakan pihaknya menyambut baik dan mendukung sepenuhnya terkait rencana komunitas peduli epilepsi tersebut.
Ia menilai, sosialisasi tersebut merupakan hal yang sangat baik dan sebagai pencerahan kepada masyarakat bahwa epilepsi bisa disembuhkan dan bukan penyakit karena guna-guna, turunan atau kutukan.
"Dengan adanya sosialisasi itu nantinya, kepada masyarakat yang penderita epilepsi diimbau segera berobat ke rumah sakit atau puskesmas, jangan malu untuk berobat," katanya.