REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Sebanyak tiga penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, sejak Januari hingga Februari 2016, tercatat meninggal dunia.
"Penderita DBD yang meninggal dunia ini adalah anak-anak, masing-masing berasal dari Kecamatan Panarukan, Suboh, serta Kecamatan Jangkar. Mereka berumur antara 4 tahun hingga 8 tahun," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Abu Bakar Abdi di Situbondo, Rabu (10/2).
Ia menjelaskan, ketiga orang meninggal itu karena terlambat penanganan dari keluarga. Ketiga penderita itu sudah mengalami kekurangan cairan dan trombositnya terus menurun. "Satu orang meninggal setelah dirawat satu hari di rumah sakit. Korban dibawa ke rumah sakit setelah kondisinya parah sehingga tidak tertolong. Sementara dua orang meninggal di rumahnya," katanya.
Abu Bakar Abdi mengatakan, penderita DBD dalam dua bulan terahir mencapai 58 orang. Penderita penyakit ini terus mengalami peningkatan. Pada Desember 2015 sebanyak 18 penderita, Januari 2016 menjadi 37 orang, dan hingga 10 Februari bertambah lagi 21 orang.
"Curah hujan tinggi juga menjadi penyebab semakin berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan penyakit DBD ini. Karena itu kami minta masyarakat lebih waspada dengan menjaga kebersihan dan rajin menguras bak mandi," katanya.
Masyarakat juga diminta membersihkan kaleng yang terisi air hujan, karena nyamuk tersebut lebih suka berkembang biak di air yang jernih. Akibat meningkatnya jumlah penderita DBD, Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo kini sudah mulai mengambil tindakan dengan melakukan pengasapan, khususnya di tiga kecamatan atau di sekitar rumah penderita yang meninggal dunia akibat DBD itu.
"Namun demikian, kami juga sudah melakukan pengasapan di beberapa tempat, untuk pencegahan berbangbiaknya nyamuk Aedes aegypti," katanya.