Rabu 10 Feb 2016 21:22 WIB

Ilmuwan Ragu Pria India Ditimpa Batu Meteorit

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
   Inilah batu meteor yang digasak maling dari sebuah museum di Queensland. Nilainya di pasat gelap mencapai Rp 500 juta.
Foto: abc news
Inilah batu meteor yang digasak maling dari sebuah museum di Queensland. Nilainya di pasat gelap mencapai Rp 500 juta.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ilmuwan India menyatakan keraguannya terkait kematian seorang pria yang tewas akibat meteorit di negara bagian selatan Tamil Nadu awal pekan ini. Hal itu dikarenakan, tidak adanya ledakan sonik sebelum munculnya kawah kecil, kurangnya puing-puing dan batu berwarna hijau dan biru.

"Ini sangat mustahil, tapi kami hanya akan benar-benar yakin setelah analisis kimia," kata seorang ilmuwan senior V. Adimurthy dilansir Channel News Asia, Rabu (10/2).

Insiden mistrius ini telah memicu perdebatan internasional tentang kemungkinan apakah meteorit, puing-puing ruang angkasa, sisa bahan peledak atau limbah beku dari pesawat melintas di atas kepala dan menewaskannya.

Berita kematian pria tersebut akibat meteorit dihembuskan Ketua Menteri Jayalalithaa Jaaram yang juga seorang mantan bintang film terkenal. Ia mengatakan, seorang supir bus tewas akibat meteorit di sebuah perguruan tinggi teknik di negara bagian tersebut. Uang senilai 1.470 dolar AS diberikan kepada keluarga korban sebagai kompensasi.

"Sebuah meteorit jatuh di lokasi perguruan tinggi," katanya. Sejak komentarnya, pejabat negara enggan untuk mendiskusikan secara terbuka apa yang terjadi.

Sebuah tim ilmuwan dari Institut Astrofisika India di Bangalore tiba di Tamil Nadu, Selasa (9/2), untuk memeriksa kawah selebar dua meter itu. Mereka juga mengumpulkan sampel batuan yang cukup kecil. Seorang profesor astronomi di lembaga tersebut G.C. Anupama mengatakan, penyelidikan akan fokus pada bahan kimia dalam puing-puing. Seperti diketahui, meteorit mengandung zat besi yang tinggi.

C.B. Devgun yang telah melacak meteorit selama dua dekade terakhir mengatakan, warna batu dan tidak adanya partikel lainnya. "Ini bisa jadi bukan meteorit," katanya.

Ia mengatakan, warnanya kehijauan dan tidak ada potongan lain dari puing-puing ditemukan. Biasanya dengan permukaan yang sedikit meleleh.

Menurut daftar yag dikelola oleh sebuah jurnal ilmiah International Comet Quarterly, yang terakhir dilaporkan tewas akibat serangan meteorit adalah pada 1825. Pada 2013, sebuah meteorit meledak di atas Rusia tengah menghujani bola api dan menyebabkan gelombang kejut yang memecahkan jendela, merusak bangunan dan melukai 1.200 orang.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement