REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) agar mengerahkan satu unit helikopter untuk membantu distribusi logistik daerah terdampak banjir dan longsor yang masih terisolir.
"Kami sudah menghubungi langsung Sekretaris Utama BNPB, mengusulkan permintaan bantuan helikopter untuk mengirim bantuan ke daerah terisolir. Insya Allah, besok (Kamis, 11 Februari 2016) helikopter sudah sampai di Sumatra Barat," kata Penjabat Gubernur Sumatra Barat Reydonnyzar Moenek (Donny), Rabu (10/2).
Dikatakannya, berdasar laporan dari beberapa bupati/wali kota yang daerahnya terdampak banjir, masih ada masyarakat yang belum menerima bantuan karena lokasinya yang sulit dijangkau. Paling parah di wilayah Kabupaten Solok Selatan dan Limapuluh Kota.
Donny menjelaskan, mereka akan fokus mendistribusikan bahan makanan, obat-obatan, selimut, dan kebutuhan pokok lainnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan Bencana dan Logistik BPBD Sumatra Barat, Pagar Negara menjelaskan, banjir yang menerjang Kabupaten Solok Selatan menyebabkan enam jembatan putus. Akibatnya, terdapat ribuan warga yang terisolir, khususnya di Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Sangir.
"Distribusi logistik sudah jalan menggunakan perahu karet. Namun ada keterbatasan, karena perahunya hanya satu. Solusinya melalui jalur udara," kata Pagar.
Kendati banjir yang melanda 10 kabupaten/kota di Sumbar sudah mulai surut, namun masyarakat masih merasakan dampaknya, seperti sulitnya masalah pangan, obat-obatan, dan air bersih. "Kerugian materi ditaksir mencapai Rp 100 miliar lebih, karena enam jembatan putus, puluhan meter jalan rusah, 500 hektar sawah puso," jelasnya.