REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status Siaga Darurat Banjir dan Longsor. Mempertimbangkan potensi curah hujan cukup tinggi, area banjir yang makin meluas dan telah mengakibatkan dua orang warga meninggal dunia.
"Selain itu, sudah ada tiga pemerintah kabupaten yang telah menyatakan status tanggap darurat banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Edward Sanger di Pekanbaru, Kamis (11/2).
Banjir hingga kini melanda tiga daerah di Riau, yakni Kabupaten Kampar, Rokan Hulu dan Kuantan Singingi. Ketiga kepala daerah di kabupaten itu juga telah menetapkan status tanggap darurat banjir, karena kewalahan untuk melakukan antisipasi.
"Analisis dari BMKG Pekanbaru juga menyatakan potensi cuaca hujan masih ada dan bisa meningkat tinggi pada pertengahan Maret," ujarnya.
(Baca juga: Banjir Kampar Renggut Dua Jiwa)
Dengan Riau menetapan status siaga darurat banjir dan longsor, lanjutnya, pemerintah daerah akan lebih leluasa dan lebih cepat dalam penggunaan anggaran untuk logistik serta meminta bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar membantu pendanaan melalui dana tanggap darurat.
"Bahkan, BPBD Riau juga telah menggelontorkan bantuan dana sebesar Rp500 juta yang dibagi dua untuk Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu," katanya.
Ia menjelaskan, banjir di Kabupaten Kampar hingga kini menggenangi 56 desa di 12 kecamatan di Kampar dengan ketinggian air berkisar 1,7 meter. Korban yang terdampak banjir mencapai 26.614 kepala keluarga atau mencapai 133.070 jiwa.
Kemudian, banjir di Kabupaten Rokan Hulu meluas hingga di tujuh kecamatan dengan jumlah korban yang terdampak sedikitnya mencapai 11.438 jiwa.
"Sementara itu, kami kesulitan mengetahui kondisi dan korban banjir di Kabupaten Kuantan Singingi karena daerah itu belum memiliki BPBD. Meski begitu, Bupati Kuantan Singingi sudah menetapkan status tanggap darurat banjir," kata Edward.