REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- PT Dwi Naga Sakti Abadi selaku produsen sepatu merek Homyped yang ditemukan beredar di Kota Mataram, dengan alas berlafaz Allah menyatakan siap menarik semua produksinya untuk menjamin agar masyarakat tidak resah terhadap hal itu.
"Kami sudah menandatangani surat pernyataan dengan MUI Kota Tangerang dan Kota Mataram yang merupakan komitmen kami untuk menarik semua produksi kami yang dinilai meresahkan masyarakat," kata Desainer Manajer PT Dwi Naga Sakti Abadi, Miskam saat memberikan klarifikasi di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (11/2).
Miskam datang bersama General Manajer Raimond Ricard, Wakil Ketua MUI Tagerang HM Bajuri Khatib, dan diterima Ketua MUI Kota Mataram H Mukhtar, perwakilan dari Kantor Kementerian Agama serta Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram.
Dia mengatakan, setelah semua barang ditarik, pihaknya akan mengumpulkan sepatu tersebut untuk membicaraka langkah selanjutnya secara teknis. "Kemungkinan akan dilebur atau solusi lainnya, yang pasti kami menjamin barang tersebut tidak beredar lagi," katanya.
Dalam kesempatan itu, Miskam menjelaskan dalam mendesain sepatu merek homyped yang ditemukan berlafaz Allah tersebut tidak ada sama sekali unsur kesengajaan, direncanakan, apalagi niat untuk menistakan agama, sebab 100 persen tim desainer di perusahaan itu merupakan karyawan Muslim.
Desain itu, kata Miskam yang mendesain sepatu tersebut bersama rekannya Sulistio Widodo, terinspirasi dengan lika-liku jalan disebuah pengunungan.
"Lika-liku yang dikatakan berlafaz Allah itu sebenarnya jalan menuju pengunungan, tetapi karena kami kurang paham terhadap hot arab atau seni kaligrafi sehingga hal itu dikatakan menyerupai tulisan Allah," katanya.
Terkait dengan itu, dalam kesempatan tersebut, Miskam yang mewakili pimpinan dan seluruh karyawan PT Dwi Naga Sakti Abadi memohon maaf kepada semua masyarakat terutama umat Islam. "Ini menjadi pelajaran kami ke depan untuk lebih berhati-hati dan teliti," katanya.
General Manajer Raimond Ricard menambahkan, sepatu homyped yang ditemukan berlafazkan Allah itu merupakan produksi tahun 2015, dengan jumlah produksi sebanyak 100 ribu. Namun demikian, pihaknya belum dapat menyebut berapa banyak sepatu itu sudah beredar di Indonesia.
"Yang pasti kami akan menarik semua yang telah disalurkan dan siap mengganti jika ada ditemukan pada konsumen," ujarnya.
Temuan alas sepatu yang berlafaz Allah itu berawal dari jejak kaki siswa di Madrasah Ibtidaiah Negeri Karang Baru, Mataram, yang kemudian para siswa di sekolah itu dikumpulkan dan diminta untuk memeriksa sepatunya.
Hasilnya, pihak sekolah menemukan tiga siswa yang menggunakan sepatu serupa dengan merek yang sama, sehingga pihak sekolah melakukan penyitaan terhadap sepatu siswa tersebut.