Kamis 11 Feb 2016 15:42 WIB

Datangi Istana, Guru Honorer Kecewa tak Bisa Bertemu Jokowi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Bayu Hermawan
 Sejumlah guru honorer dari Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I) melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (10/2). (Republika/WIhdan)
Sejumlah guru honorer dari Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I) melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (10/2). (Republika/WIhdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak sembilan guru honorer tingkat dua yang datang ke Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta harus menanggung kecewa lantaran tak bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Kamis (11/2).

Mereka hanya diterima oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno karena Presiden Jokowi tengah melakukan kunjungan kerja di Provinsi Lampung.

Ketua Umum Forum Guru Honorer Kategori II Indonesia, Titi Purwaningsih mengaku telah mengabdikan diri sebagai guru Sekolah Dasar di Banjarnegara selama 12 tahun.

Tetapi, ia merasa pengabdiannya tersebut kurang mendapat perhatian dari pemerintah karena statusnya tak juga diangkat sebagai PNS.

Keluh kesah itu Titi sampaikan saat bertemu dengan Menteri Pratikno. Namun begitu, ia tak puas lantaran belum bisa menyampaikan aspirasinya secara langsung pada Presiden.

"Pertemuan hari ini tidak ada hasil apa-apa. Kita minta dijadwalkan ketemu Presiden, Mensesneg hanya bilang akan diusahakan, tidak ada kejelasan kapan waktunya," ujarnya.

Kecewa dengan hasil pertemuan hari ini, Titi menyatakan ia dan ribuan guru honorer lainnya akan terus melakukan unjuk rasa sampai pemerintah memberi kepastian soal pengangkatan mereka menjadi PNS. Ia bahkan mengancam akan ada aksi yang lebih besar dengan massa 5.000 orang

"Kami di sini bertanggung jawab untuk ribuan honorer," katanya.

Sementara Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyebut bahwa guru honorer kategori dua tak puas dengan kebijakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang pengangkatan PNS.

Mereka meminta pemerintah segera mengangkat semua guru honorer kategori dua menjadi PNS. Namun begitu, Pratikno sendiri tidak memiliki kapasitas untuk menjawab aspirasi guru tersebut. 

"Yang bisa saya lakukan adalah secepatnya melaporkan pada Presiden mengenai aspirasi dari rekan tenaga honorer K2 tersebut," kata dia.

Pratikno juga tak bisa menjanjikan pertemuan antara guru honorer dengan Jokowi dalam waktu dekat. Sebab, menurutnya, jadwal Presiden sudah sangat padat dan ada agenda kunjungan ke Amerika Serikat akhir pekan ini.

"Tapi tetap kami upayakan," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement