REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang UMKM Koperasi dan Industri Kreatif Sandiago Uno mengatakan, Kadin Indonesia siap mendorong UKM untuk masuk ke pasar modal. Kadin Indonesia telah mengidentifikasi dan terdapat 50 usaha kecil dan menengah (UKM) yang sanggup untuk melantai di pasar modal.
"Dari jumlah tersebut, paling tidak ada 10 persen UKM yang bisa IPO dalam satu atau dua tahun ke depan," ujar Sandiaga di Jakarta, Kamis (11/2).
Sandiaga menjelaskan, UKM yang sudah siap untuk go public didominasi oleh sektor e-commerce dan teknologi, seperti bukalapak.com dan traveloka. Menurutnya, sektor UKM ini diperkirakan akan memiliki valuasi cukup tinggi.
"Kemungkinan seperti Gojek malah bisa meningkatkan basis investor karena penggunanya banyak dan mungkin jika ditawarkan ke penggunanya, justru bisa langsung booming," kata Sandiaga.
Menurut Sandiaga, sebaiknya OJK tidak membatasi jumlah dana yang bisa diserap UKM di pasar modal. Pasalnya, hal ini dapat menyerap investor lebih banyak. Selain itu, ada beberapa UKM yang transaksinya sudah mencapai triliunan rupiah. Terkait dengan nilai aset, Sandiaga mengatakan, ada kemungkinan bisa turun dari rencana awal, yakni Rp 100 miliar menjadi Rp 50 miliar.
"Pembicaraan ini belum mengerucut dan diharapkan peraturannya gak restriktif, namun membuka peluang dan ada fleksibilitasnya," kata Sandiaga.
Sandiaga mengatakan, diharapkan ada kelonggaran dan treatment khusus bagi UKM untuk kesiapan listing di bursa. Salah satunya, yakni terkait market marker, diharapkan ada sistem pendanaan sehingga tidak dibebankan kepada UKM.