REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kriminologi dari Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar menyebutkan, sah-sah saja ayah almarhumah Mirna, Darmawan Salihin, melakukan investigasi sendiri di luar tugas kewajiban kepolisian atau berwenang.
"Investigasi sendiri boleh, sipil menangkap penjahat pun boleh kan, asalkan hasilnya diserahkan kepada pihak berwenang atau kepolisian," kata Bambang di Jakarta Pusat, Kamis (11/2).
Ia juga mengatakan, jika Darmawan memiliki fakta baru, bisa disesuaikan dengan pihak kepolisian agar bisa diproses. "Kasus racun seperti sekarang memang banyak interpretasi, susah dipecahkan langsung karena barang bukti tidak ditemukan pada tersangka sehingga jika bukti di luar kepolisian bisa membantu pemecahan kasus ini, asalkan sesuai prosedur yang berwenang," kata Bambang.
Sebelumnya, ayah Wayan Mirna Salihin, Darmawan Salihin, mengaku memiliki data berbeda dengan penyidik Polda Metro Jaya terkait kematian putrinya yang melibatkan tersangka Jessica Kumala Wongso (27 tahun).
Dermawan enggan mengungkapkan data ataupun petunjuk yang dimiliki tersebut, tapi akan disampaikan kepada penyidik kepolisian untuk disinkronkan. Dermawan berjanji, akan membuka informasi terkait kematian Mirna di hadapan majelis hakim saat sidang pengadilan.
Salah satu bukti keanehan Jessica yang diungkapkan Dermawan, tersangka sempat terlibat percakapan dengan putrinya, Mirna, melalui media Whatsapp berisi "Mau dong dicium kamu mir".
Dermawan menyebutkan salah satu isi percakapan Mirna dengan Jessica saat menjadi pembicara pada acara diskusi salah satu televisi swasta, Selasa (2/2) malam.
Wayan Mirna Salihin alias Mirna meninggal dunia usai meminum es kopi Vietnamense di Restoran Olivier, West Mall Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (6/1).
Awalnya, teman korban, Jessica Kumala Wongso, tiba lebih awal dibandingkan Mirna dan seorang rekan lainnya, Hani, di gerai tersebut pada pukul 16.09 WIB. Jessica memesan minuman cocktail dan fashioned sazerac untuk dirinya dan Hani, sedangkan Mirna dipesankan es kopi vietnam. Korban Mirna dan Hani datang ke lokasi sekitar pukul 17.00 WIB.
Mirna menyeruput minuman es kopi vietnam, tapi korban kejang-kejang setelah meminumnya sekali sedot. Korban sempat dibawa ke klinik di pusat perbelanjaan terkenal tersebut, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat. Mirna meninggal dunia usai mendapatkan perawatan di rumah sakit tersebut.