REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara bersumpah akan memutus dua hotline komunikasi dengan Korea Selatan di tengah ketegangan uji nuklir dan roket, Kamis (11/2). Respon ini muncul setelah Korsel memutuskan menghentikan kompleks kerja sama industri Kaesong.
Dilansir BBC, Kamis (11/2), pada 2013, Korut juga memutuskan hotline komunikasi dengan Korsel. Namun mereka membukanya kembali setelah hubungan membaik. Hotline ini digunakan untuk situasi militer berbahaya, termasuk yang digunakan oleh militer.
Hotline kedua digunakan untuk komunikasi dengan Komando PBB di Panmunjom di zona demiliterisasi. Hotline ketiga digunakan untuk Palang Merah. Agak sedikit aneh karena hotline antara kedua Korea diputus persis ketika mereka sebenarnya paling membutuhkannya.
Sistem ini dibangun setelah 4 Juni 1972 saat komunike gabungan. Ini adalah kesepakatan formal pertama antara Pyongyang dan Seoul sejak pemisahan Korea pada 1945. Normalnya, kedua negara akan berbicara dua kali sehari. Terakhir kali hubungan hotline memburuk pada 2013.