REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor, Bima Arya membantah kehadirannya dalam acara peresmian kantor organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Kota Bogor sebagai dukungannya. Bima mengaku tidak sependapat dengan HTI.
"Saya berbeda pendapat dengan kawan-kawan Hizbut Tahrir Indonesia, termasuk soal Khilafah serta cara pandang terhadap agama dan negara," kata Bima, Kamis (11/2).
Kedatangannya di sana, menurutnya, hanya sekedar mengayomi dan merawat silaturahmi. Bagi Bima, perbedaan keyakinan, agama, cara pandang, politik tak boleh jadi hambatan untuk silaturahmi.
Ada beberapa hal yang Bima anggap tidak sesuai dengan pemahamannya. "Saya banyak tidak sependapat dengan konsep manifesto Khilafah Hizbut Tahrir," kata Bima.
Menurut dia, ketidak sepahamannya itu ia sampaikan juga saat menghadiri peresmian kantor HTI. Bima mengungkapkan, hal tersebut ia sampaikan secara terbuka di hadapan orang banyak dalam acara Hizbut Tahrir pada 8 Februari 2016.
Diketahui, HTI meresmikan kantornya berlokasi di Jalan Tubun No. 19 Kota Bogor. Akibat kedatangan Bima, beragam organisasi masyarakat Islam melakukan aksi protes hari ini (11/2) di Taman Topi.
Salah satunya yang melakukan aksi adalah ormas Islam Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Menurut ketua GP Ansor, Rachmat Imron Hidayat, organisasinya menuntut permintan maaf dari Bima kepada masyarakat Bogor melalu media cetak selama seminggu.