REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui penertiban kawasan Kalijodo berpotensi ricuh. Ia mengaku sudah tahu para 'pemain' kawasan Kalijodo.
Ahok mengatakan penertiban kawasan Kalijodo dipastikan mengganggu sejumlah pihak yang menggantungkan diri pada kawasan Kalijodo.
Tentunya, para preman di Kalijodo dipastikan akan memberikan perlawanan. Ia mengibaratkan penertibakn Kalijodo akan penuh perlawanan seperti penertiban kawasan pinggir sungai.
"Kalau bentrok, pasti akan bentrok. Orang dudukin sungai aja, enggak terima dibongkar kok," ujarnya di Balai Kota kepada wartawan, Jumat (12/2).
Ahok menjelaskan kawasan Kalijodo memang menjadi areal judi ilegal. Perputaran uang yang diperoleh lapak-lapak judi yang berada di Kalijodo ditaksir mencapai ratusan juta per harinya.
Dengan tingginya angka perputaran uang di Kalijodo memberi sinyal bahwa kawasan tersebut bukan arena perjudian kelas bawah.
"Kalijodo itu sumber duit. Kalau betul di situ ada perjudian, perputaran uang di situ besar, berarti ada oknum-oknum yang terlibat dan melakukan perlawanan," jelasnya.
Namun Ahok memastikan akan bertindak sesuai dengan prosedur tetap (protap) yang berlaku jika terjadi perlawanan. Apalagi Ahok menyatakan sudah mengidentifikasi para 'pemain' di kawasan Kalijodo. Informasi itu diakuinya diperoleh dari Polda Metro Jaya.
"Kami sudah teliti dan sudah tahu siapa pemainnya. Kami identifikasi bosnya mana yang ngaku preman mana," tegasnya.