REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Perusahaan manufaktur global berbasis di Guelph, Kanada, Canadian Solar tertarik untuk berbisnis Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia. Pemain kedua terbesar di dunia di bidang sel dan modul surya ini menggandeng perusahaan lokal, PT Daya Terbarukan Nusantara untuk menggarap sejumlah proyek di Indonesia Tengah dan Timur.
“Kami tertarik untuk memperluas kerja sama di Indonesia. Sebelumnya kami baru saja memulai operasi manufaktur modul surya berkualitas dunia yang berlokasi di Balaraja, Tangerang dengan kapasitas 60 mega watt (MW) per tahun,” kata Chairman dan CEO Canadian Solar, Shawn Qu di sela Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2016, Nusa Dua, Jumat (12/2).
Canadian Solar dan Daya Terbarukan Nusantara secara resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) berisi kesepakatan kerja sama teknis dalam pembangunan PLTS yang menyasar sejumlah titik di Indonesia Tengah dan Timur. Isi MoU tersebut adalah Canadian Solar memberikan dukungan keahlian teknis dan teknologi sejak periode awal pengembangan proyek dan menyediakan modul surya berkualitas tinggi dengan kandungan lokal sesuai persyaratan pemerintah.
Canadian Solar mengusung teknologi photovaltic berkualitas. Perusahaan ini berhasil menjual total modul surya lebih dari 12 ribu mega watt (MW) di seluruh dunia. Direktur Utama PT Daya Terbarukan Nusantara, Dony Murdono menambahkan perusahaannya akan memimpin kegiatan pengembangan proyek, mulai dari kajian teknis hingga pembangunan.
“Kami siap membangun PLTS dengan total kapasitas 50 MW ini di berbagai daerah (Indonesia Tengah dan Timur) yang membutuhkan,” katanya.
Perusahaan yang masuk ke dalam Solaris Power Group ini berkomitmen mendukung program listrik 35 ribu MW pemerintah. Pemerintah berkomitmen untuk menggunakan listrik yang berasal dari energi terbarukan hingga 25 persen.