REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan koordinasi antara Badan Intelijen Negara, Polri, dan TNI pascateror di Jalan MH Thamrin pada Januari lalu semakin baik.
Luhut mengatakan perbaikan koordinasi terlihat dalam penanggulangan serta pencegahan terorisme. Ia menjelaskan, saat ini pemerintah sudah menyiagakan aparat TNI dalam mengantisipasi terjadinya aksi terorisme.
"Strategi kita sekarang berlapis-lapis. Dalam konteks kalau ada apa-apa kita siagakan Kopassus (Komando Pasukan Khusus) dan Den Jaka (Detasemen Jala Mengkara) kita dekatkan. Kalau ada apa-apa kita langsung serbu," ujar Luhut.
Ia tidak menginginkan Indonesia mengalami kejadian teror seperti yang terjadi di Mumbai, India, dan Paris, Prancis yang menelan banyak korban jiwa. Purnawirawan jenderal TNI tersebut juga tidak menginginkan kejadian terorisme lebih dulu diliput media ketimbang ditangani oleh aparat keamanan.
"Jadi jangan lagi di-cover media, kaya sinetron itu," ujar Luhut.
Sebelumnya Luhut pernah menyebutkan penanganan terorisme saat ini melibatkan TNI untuk membantu Polri. Ia mencontohkan kasus di Poso yang mengejar gembong teroris Santoso mengerahkan pasukan Polri dan juga TNI.
"Seperti di Poso itu kan Polri di depan, TNI di belakang. Pola-pola seperti itu akan kita berlakukan terus," kata Luhut.