Jumat 12 Feb 2016 16:57 WIB

YLBHI: Pemerintah Perlu Kaji LGBT

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
A Rainbow, bendera gerakan LGBT
Foto: EPA
A Rainbow, bendera gerakan LGBT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Hukum YLBHI Julius Ibrani menilai, perdebatan panjang terkait isu lesbian, gay,  biseksual, transgender, interseks (LGBTI) harus ditengahi oleh negara. Negara harus hadir dalam memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait LGBTI ini.

Julius menilai, adanya pro-kontra bahkan stigma terhadap LGBTI ini tak lepas dari ketidaktahuan warga dalam menilai LGBTI. Julius menilai, negara harus membuat kajian secara jelas terkait LGBTI.

Kajian ini, menurut Julius, bisa berangkat dari konvensi internasional hak sipil yang sudah diratifikasi oleh Indonesia. Julius juga mengingatkan bahwa Pasal 28 UUD 1945 juga membolehkan warga negara Indonesia dalam menentukan determinasi diri.

"Negara harus hadir dalam hal ini. Negara selama ini belum membuat kajian bagaimana hak-hak dasar manusia. Nah, nantinya dari kajian ini, kemudian pemerintah bisa menunjukkan kepada masyarakat posisi LGBTI," ujar Julius saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (12/2).

Julius mengatakan, dengan adanya kajian ini, kemudian masyarakat menjadi paham bagaimana posisi LGBT. Terlepas dari salah atau tidak posisi LGBTI dalam konteks konstitusi negara, tetap harus melindungi keselamatan warga negaranya.

"Jadi, masyarakat jangan main hakim sendiri. Ada dasar logis mengapa LGBTI hadir. Negara juga harus meng-clear-kan posisi ini," ujar Julius.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement