REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Surat kabar Inggris, The Independent akan mengakhiri edisi cetaknya pada Maret 2016. Dilansir USA Today hari ini, Jumat (12/2), pemilik surat kabar mengumumkan media ini hanya akan tampil dalam format digital.
Dalam pernyataan, ESI Media mengatakan, The Independent akan menjadi surat kabar nasional Inggris pertama yang membuat perubahan. Surat kabar ini adalah rekan dari media online USA Today.
Perusahaan mengatakan, pembaca bulanan situs online Independent independent.co.uk, meningkat 33,3 persen jadi 70 juta pengguna unik secara global tahun 2015. Jumlahnya diperkirakan meningkat 50 persen pada 2016.
"Keputusan ini menyajikan ulang brand The Independent dan membuat kita bisa melanjutkan investasi dalam konten editorial kualitas tinggi yang akan menarik lebih banyak pembaca pada platform online kita," kata pemilik, Evgeny Lebedev. Menurut dia, Independent selalu jadi surat kabar pionir dalam rekam jejak inovasi.
Namun, Sekretaris jenderal National Union of Journalists (NUJ), Michelle Stanistreet tidak berpendapat demikian. Menurut dia, keputusan itu dibuat tanpa konsultasi dengan staf. Ia menyebut, keputusan ini hanya menutupi kebangkrutan surat kabar di Inggris.
Pegiat nasional NUJ, Laura Davison, mengkhawatirkan para staf yang sudah lama berada di sana. "Staf berpengalaman yang berkomitmen pada ide dan idealisme selama bertahun-tahun terancam kehilangan pekerjaan mereka dalam kondisi yang tidak bisa diduga," katanya.
ESI Media mengatakan, mereka akan meluncurkan aplikasi mobile berlangganan dan membuka kantor editorial baru di Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Mereka juga tetap mengembangkan operasinya di AS.
The Independent on Sunday juga akan berhenti cetak pada Maret dan mengurangi harga surat kabar i yang terjual ke perusahaan multimedia Johnston Press. ESI Media menambahkan i100.co.uk, akan berubah menjadi indy100.com. "Ada juga kelebihan dalam jumlah karyawan editorial, jumlah yang terimbas akan dikonfirmasi menyusul konsultasi," katanya.