REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Penasehat Imam Besar Mesir, Ibrahim Negm menyatakan tim bentukan Universitas Al-Azhar, Kairo, berhasil melawan propaganda kelompok radikal militan ISIS melalui website mereka dan mencegah Muslim muda direkrut oleh para ekstremis tersebut.
Tim bentukan salah satu universitas Islam tertua di dunia itu menggunakan strategi baru melawan ISIS dengan cara menggunakan titik-titik kelemahan propaganda ISIS yang dipublikasikan melalui internet. Setelah mengawasi propaganda dan pergerakan kelompok ekstremis tersebut selama berbulan-bulan, tim Al-Azhar yang dibagi menjadi delapan bahasa menemukan bagaimana propaganda yang dipublikasikan salah menginterpretasikan teks-teks ajaran Islam, dan memanfaatkannya untuk mencegah semakin banyak muda-mudi Muslim bergabung dengan ISIS.
“Mungkin mereka (anggota ISIS) tidak akan pernah membaca buku-buku kami atau mengunjungi website kami, tetapi di luar sana masih banyak yang belum (bergabung) tapi telah berpikir untuk melakukannya, dan kami berusaha menyelamatkan orang-orang ini,” ujar ketua tim unit bahasa urdu, Reham Abdullah, dilansir Sky News.
Negm berharap gerakan ini dapat berjalan dalam waktu yang lama untuk mengalahkan ISIS. Ia pun berpendapat, senada dengan beberapa cendekiawan senior dari Al-Azhar, untuk melawan ideologi ISIS ini sesungguhnya negara-negara barat dan media massa di barat pun memiliki tanggung jawab yang sama.
“Ada kanker yang menyebar dalam tubuh dunia ini dan kita harus menyadari kanker ini tidak hanya akan menyebar di Timur Tengah, tapi di seluruh wilayah,” ungkapnya.