REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia, Syuhada Bahri, menolak perayaan valentine dan lebih mengikuti Majelis Ulama Madura yang mengharamkan perayaan tersebut.
Syuhada melihat dua hal pada perayaan valentine, yakni tidak ada kewajiban Islam untuk merayakannya dan ada upaya merusak moral generasi muda.
“Yang disebut valentine itu ujungnya akan memberikan pergaulan bebas dan akan merusak moral generasi muda,” kata dia, Ahad (14/2).
Syuhada mengatakan umat Islam memiliki tanggung jawab untuk membuat bangsa Indonesia semakin baik. Generasi mendatang harus lebih baik dari generasi sekarang terutama dalam segi moral.
Moralitas dan akhlak harus diutamakan untuk kebaikan bersama. Jadi, kata Syuhada, percuma saja pemerintah membangun negeri ini secara fisik, namun menyisakan moral yang tidak baik.
“Jadi percuma saja pembangun (infrastruktur) bagus untuk yang akan datang, namun meninggal mereka bermoral jelek,” tutur dia.
''Bangsa kita sudah hancur-hancuran secara moralitas, seperti narkoba dan pergaulan bebas. Sehingga jangan secara fisik dibangun, namun secara mental dirusak,'' kata dia.