REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menghadang peluru kendali Scud yang ditembakkan ke arah pasukan kerajaan tersebut oleh pemberontak di Yaman. Demikian kata pasukan koalisi pimpinan Riyadh yang menghadapi pasukan pemberontak tersebut pada Ahad (14/2).
Kantor Berita Arab Saudi SPA melaporkan bahwa rudal tersebut dihancurkan oleh pasukan pertahanan udara negara kerajaan tersebut, Sabtu (13/2) pukul 21.45 waktu setempat (18.45 GMT), sekitar 100 kilometer (60 mil) dari wilayahnya yang berbatasan dengan Yaman.
Insiden Sabtu itu merupakan rudal Scud yang ketiga kalinya ditembak jatuh oleh Arab Saudi, yang diluncurkan dari Yaman.
Pada Selasa (9/2), pasukan koalisi menyatakan bahwa rudal patriot Saudi juga menjatuhkan satu unit rudal Scud milik pemberontak yang menguasai Ibu Kota Yaman, Sanaa.
Riyadh menurunkan rudal Patriot yang dirancang untuk menangkal taktik serangan rudal balistik yang diluncurkan secara berkala sejak Maret tahun lalu ketika pasukan koalisi mulai melakukan gempuran dari udara untuk mendukung pasukan pemerintah Yaman setelah pemberontak Houthi merebut Sanaa dan melanjutkan perebutan Kota Aden sebagai kota terbesar kedua di Yaman.
Pada bulan April tahun lalu, Kementerian Pertahanan Arab Saudi menyatakan bahwa serangan udara pasukan koalisi telah mengubah ancaman terhadap negara kerajaan tersebut melalui pemusnahan senjata berat dan rudal balistik yang dilakukan oleh pasukan pemberontak Yaman.
Kendaraan peluncur rudal balistik Scud memiliki jangkauan lebih panjang dan lebih dahsyat hulu ledaknya daripada beberapa roket dan bom mortir yang mampu mengguncang wilayah perbatasan di selatan Arab Saudi dengan menewaskan sedikitnya 90 penduduk sipil dan beberapa personel tentara sejak pasukan koalisi melakukan intervensi di Yaman.