Senin 15 Feb 2016 00:11 WIB

Dubes Jepang: Target Kampanye LGBT adalah Genosida Varian II

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Citra Listya Rini
Yusron Ihza Mahendra
Yusron Ihza Mahendra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra menilai kampanye yang mendukung Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) memiliki target berupa Genosida, atau lebih jelas, berupa Genosida Varian II. Bahkan, bukan tidak mungkin, kampanye LGBT merupakan bagian dari konspirasi global .

Yusron pun meminta, masyarakat dan pemerintah Indonesia menyikapi hal tersebut dengan lebih serius. Sebelumnya, salah satu badan PBB, United Development Programme (UNDP) siap menggelontorkan dana delapan juta dolar AS (sekitar Rp 108 miliar) untuk mendukung komunitas LGBT. Salah satu sasaran dari program itu adalah Indonesia, selain negara-negara lain seperti Cina, Filipina, dan Thailand.

''Jika dana Rp 108 miliar di atas masuk via LSM & pemerintah tidak tahun, ini namanya kebobolan. Jika dana ini dipakai untuk propaganda memasyarakatkan homo/lesbi di RI, toh juga tidak ada yang kontrol,'' tulis Yusron dalam akun twitter resmi miliknya, Ahad (14/2).

Mantan Wakil Ketua Komisi I DPR RI itu menjelaskan, perilaku homo atau lesbiaan sebenarnya menular. Perilaku mereka memang tidak menular melalui pertemuan, melainkan melalui gerakan atau propaganda dukungan seperti itu.

''Melalui pembiasan orientasi seksual, terutama remaja. Nah, siapa otak di balik gerakan ini? Ini tugas kita untuk mencari tahu,'' kata salah satu tokoh Partai Bulan Bintang tersebut.

Lebih lanjut, peraih gelar Doktor Politik Ekonomi Internasional Universitas Tsukuba, Jepang, itu menlanjutkan, tentu naif jika menyangka tidak ada target dalam gerakan tersebut. Menurutnya, target dari gerakan kampanye mendukung LGBT itu adalah genosida varian II.

''Yaitu pemusnahan ras dengan cara hambat perkembang-biakan. Siapa otaknya? Mari cari dan analisa bersama, sebagai hipotesa. Tidak ada salahnya kita buat hipotesa bahwa otak gerakan ini adalah kelompok/ras yang mau bentuk "Pemerintahan Dunia",'' tulis Yusron.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement