REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan, ada kebohongan atas kisah tewasnya karyawan Telkom. Termasuk cara korban jatuh, menurut dia, itu keterangan yang disamarkan.
"Ini mereka yang ngarang cerita," ujar Krishna kepada wartawan, Ahad (14/2) malam.
Menurut Krishna, saksi (sopir dan kernet) yang saat ini masih diperiksa memberikan keterangan yang berubah-ubah. Bahkan, kata dia, saksi juga memberikan keterangan yang berbeda saat diperiksa di Polsek Metro Gambir dan saat diperiksa di Polda Metro Jaya.
Saat ditanya keterangan bagian mana yang selalu berubah-ubah, Krishna tidak membeberkan semuanya. Salah satunya, kata dia, tentang cara korban jatuh yang "katanya" didorong oleh pelaku perampokan.
"Ternyata, mereka mengarang cerita itu kepada rekan korban, termasuk polantas juga, didorong oleh pelaku," ujar Krishna.
Hingga saat ini, kata Krishna, tim penyidik Polda Metro Jaya masih mendalami kasus yang menewaskan pegawai Telkom tersebut. Selain untuk mencari pelaku, juga untuk mendapatkan kronologis yang sebenarnya. "Kami minta waktu ke publik buat selidiki ini biar terang dan tidak simpang siur," kata Krishna.
Sebelumnya, dilaporkan karyawan Telkom atas nama Agus Budi Wibowo dirampok di dalam Metro Mini 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang pada Kamis (11/2) petang.
Di dalam Metro Mini hanya terisi tujuh orang, yaitu empat pelaku perampokan, sopir, kernet, dan korban. Berdasarkan keterangan awal, Budi didorong oleh salah satu perampok dari dalam Metro Mini yang sedang melaju.
Sopir dan kernet terlambat menyadari Budi yang sudah tersungkur di atas aspal. Namun, kemudian kedua orang itu yang akhirnya membawa tubuh Budi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Sayangnya, setelah dua hari menjalani perawatan, nyawa Budi tetap tak terselamatkan. Agus Budi Wibowo meninggal dunia pada Sabtu (13/2) di RSCM.