Senin 15 Feb 2016 17:20 WIB

Mahasiswa Ini Di-DO tanpa Ada Penjelasan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Winda Destiana Putri
Logo Universitas 17 Agustus 1945
Logo Universitas 17 Agustus 1945

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Mamat Suryadi merupakan salah seorang mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (Untag) yang harus dikeluarkan oleh rektor. Pengeluarannya juga tidak memiliki penjelasan dan aturan yang detail serta kuat.

"Di kampus tidak dijelaskan satu per satu alasan saya dikeluarkan dan teman lainnya diskorsing," ujar Mamat kepada Republika.co.id, Senin (15/2).

Pria asal Cirebon ini menceritakan mengapa dua mahasiswa, termasuk dirinya, harus dikeluarkan dan enam mahasiswa lainnya diskors pada 3 Februari 2014 lalu.

Tindakan ini dialami mereka setelah sejumlah mahasiswa melakukan aksi demo damai di halaman Untag Jakarta. Aksi ini menuntut untuk pengaktifan kembali organisasi-organisasi kampus dan pungutan yang memberatkan mahasiswa.

 

Menurut mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik (FISIP) ini, tidak ada kegiatan anarkistis yang dilakukan mereka pada aksi Desember 2013 itu. Aksi mereka berjalan damai tanpa ada kerusakan fasilitas apa pun.

Mamat menerangkan, hal yang mereka tolak adalah kebijakan denda sebesar Rp 50 ribu per hari jika pembayaran kuliah mengalami keterlambatan. Pungutan ujian susulan sebesar Rp 250 ribu per mata kuliah juga terjadi meski mahasiswa tersebut keterangannya sakit maupun izin. 

Pada kegiatan mahasiswanya, Mamat memaparkan, unit kegiatan mahasiswa (UKM) tidak hidup sama sekali. Sekalipun ada organisasi, seperti badan eksekutif mahasiswa (BEM), itu hanya melakukan kegiatan sesuai instruksi rektorat. Bahkan, lembaga pers mahasiswa (LPM) pun tidak menunjukkan aktivitasnya.

Menurut Mamat, situasi ini tampaknya terjadi setelah pengangkatan ketua yayasan Untag Jakarta yang baru. Sebelum 2010, lanjut dia, mahasiswa Untag tidak mengalami keterbatasan ini.

"Kita merdeka," ujar Mamat menegaskan.

Sebelumnya, dia bersama sejumlah mahasiswa melakukan demo, mahasiswa lain juga sempat melakukan aksi serupa di Untag. Mereka juga harus mengalami hal yang sama, yakni dikeluarkan dan diskors.

"Yang pasti saya tidak tahu alasan saya dan satu teman dikeluarkan, sementara enam mahasiswa lainnya hanya diskorsing," kata Mamat.

Dalam pandangannya, kemungkinan besar karena dia dan satu kawannya merupakan yang paling mencolok dalam aksi.

Dia juga mengungkapkan, mahasiwa yang melakukan demo kala itu banyak jumlahnya. Hanya saja, tambahnya, dia bersama tujuh mahasiswa lainnya yang terindentifikasi oleh kampus.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement