Senin 15 Feb 2016 17:48 WIB

Menonton Televisi Cegah Ide Radikal Berkembang

Rep: MGROL57/ Red: Muhammad Subarkah
Anak menonton televisi
Foto: pixabay
Anak menonton televisi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Remaja Muslim yang dicurigai tengah ‘diincar’ untuk dicekoki paham radikal dianjurkan untuk menonton televisi lebih banyak. Remaja perempuan berusia 17 tahun tersebut adalah satu dari sekian remaja Muslim yang tengah berada dalam litigasi pengadilan setelah Lembaga Pelayanan Sosial mencurigai remaja tersebut mungkin berada dalam risiko akan pergi ke Suriah dan menjadi ‘pengantin jihad’.

 Seorang pekerja sosial tengah menyiapkan laporan tentang remaja tersebut pada hakim pengadilan keluarga, dengan salah satu rekomendasi bahwa yang harus dilakukan remaja Muslim tersebut adalah menghabiskan waktu lebih banyak menonton televisi. Dilansir dari IBTimes, Hakim Pengadilan Tinggi Inggris Divisi Keluarga, Justice Hayden, tengah memerika kasus tersebut dan akan mengambil keputusan mengenai bagaimana remaja tersebut dapat dilindungi.

Ayah dari remaja Muslim tersebut menyetujui ide agar putrinya lebih banyak menonton televisi untuk menghindari radikalisasi. Sejumlah remaja perempuan dari London Timur saat ini tengah menghadapi litigasi pengadilan keluarga setelah polisi dan pekerja sosial meningkatkan perhatian mereka terkait remaja-remaja tersebut kemungkinan terpapar ideologi kelompok radikal ISIS.

 “Di luar kebiasaan, rekomendasi (untuk para remaja, red) adalah menonton televisi lebih banyak. Pertimbangannya televisi dapat menjadi portal ke dunia yang lebih luas, sepak bola, anak-anak muda, dan lain-lain,” ujar pengacara Sarah Morgan.

Sejauh ini di London  telah terjadi  beberapa kasus terkait remaja yang kabur dari rumah dan terpapar paham radikal. Sebelumnya pada Februari tahun lalu, tiga remaja Inggris melarikan diri dari rumah untuk bergabung dengan ISIS dan kemudian menjadi  ‘pengantin jihad’. Ketiga remaja tersebut adalah pelajar dari Bethnal Green Academy di London Timur.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement