Senin 15 Feb 2016 20:37 WIB

Luhut Bahas Terorisme dan LGBT dengan Muhammadiyah

Rep: C25/ Red: Ilham
 Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan
Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menkopolhukam, Luhut Pandjaitan melakukan pertemuan tertutup dengan para petinggi PP Muhammadiyah. Datang bersama sejumlah staff, rombongan diterima oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir.

Luhut yang ditemui usai pertemuan mengaku membahas sejumlah isu terkini dengan para petinggi PP Muhammadiyah. Menurut Luhut, pembahasan pertama merupakan isu terorisme yang belakangan terus dikaitkan dengan Islam.

Luhut mengatakan, penanganan terorisme sangat penting untuk dipikirkan secara seksama, agar jangan sampai Islam menjadi korban dan dikaitkan dengan terorisme. Ia menjelaskan, Islam yang penuh dengan keadilan dan kasih sayang, sangat perlu untuk dikedepankan sebagai wajah Islam yang sebenarnya.

"Jangan ISIS yang diangkat, keras, dan radikal jadi gambaran," kata Luhut, Senin (15/2).

Selain itu, Menkopolhukam dan PP Muhammadiyah juga membahas persoalan narkoba di Indonesia. Luhut menerangkan, acaman narkoba semakin berbahaya. Saat ini, 60 persen dari isi lembaga permasyarakatan adalah kasus narkoba.

Indonesia tidak lagi menjadi ranting peredaran narkoba melainkan sudah menjadi salah satu destinasi, bahkan menjadi produsen. Sepakat dengan Muhammadiyah, ia mengungkapkan akan terus menggalakan sikap perang terhadap narkoba.

Luhut juga mengaku sempat pembahas soal lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Ia menuturkan, pemerintah terus coba merumuskan kebijakan terbaik soal penanganan LGBT. Perilaku menyimpang ini, kata Luhut, merupakan ancaman nyata dan harus bisa dihadapi Indonesia.

Sejumlah negara Katolik kuat di dunia yang belakangan telah merumuskan UU LGBT seperti Brasil, dianggap sebagai contoh nyata ancaman LGBT. Meski begitu, ia menegaskan kalau orang-orang yang telah berperilaku LGBT tetap warga negara Indonesia, yang memiliki hak sama seperti warga negara Indonesia lain.

"Kita tidak mau seperti itu, oleh karena itu sekarang kita harus sikapi betul, jangan sampai kita terjadi seperti demikian," kata Luhut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement