REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi mengungkapkan keberadaan Bulog harus dibenahi. Selama ini, mereka tidak pernah bisa menyerap beras 100 persen di dalam daerah dan ditengarai ketidakmampuan menyerap beras daerah sengaja dilakukan agar bisa menyerap beras impor.
“Banyak hal yang harus dibenahi di Bulog, waktu panen raya tidak menyerap secara maksimal. Kita punya akal sehat jadi modus-modus seperti ini harus ditinggalkan dan tidak dilakukan,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Senin (15/2).
Menurutnya, modus yang biasa dilakukan Bulog adalah setiap diberikan target penyerapan selalu berdalih tidak mampu menyerap maksimal. Sehingga, mereka akan mengajukan kepada pemerintah pusat untuk meminta dikirimkan beras impor.
“Itu modus soal tidak bisa menyerap beras dan itu akal-akalan bulog saja agar bisa menyerap beras dari luar,” ungkapnya.
Ia menuturkan, Bulog merupakan pemerintah pusat sehingga sulit untuk dibenahi oleh pemerintah daerah. Sehingga, apabila Bulog merupakan perangkat pemerintah daerah maka dirinya mengaku akan membersihkan Bulog agar lebih bersih. “Saya sampaikan di depan presiden soal Bulog dan beliau sudah tahu. Kalau perangkat pemerintah daerah kita bersihkan,” ujarnya.
Baca juga: Harga Beras Naik Turun, Mentan Tuding Ada Mafia Beras
- Menteri Amran Beberkan Permainan Mafia Beras di Awal 2016