REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membongkar tempat prostitusi tanpa solusi diyakini akan menimbulkan masalah baru. Termasuk rencana pembongkaran kawasan prostitusi di Kalijodo, Jakarta Utara.
"Jika tidak (pembongkaran Kalijodo) akan menambah masalah baru dalam format yang berbeda," ujar Kriminolog UI Yogo Tri Hendiarto, Senin (15/2).
Ia khawatir, setelah dibongkar, para penjaja seks di Kalijodo justru menyebar dan membangun tempat hiburan baru. Pemerintah menurut dia, sepatutnya memberikan pendampingan secara keberlanjutan dan tidak hanya setengah-setengah.
"Jika pemerintah ingin benar-benar menangani, harus dilakukan secara berlanjut. Penanganan berlanjut harus dilakukan agar tidak terkesan membongkar begitu saja," ucap dia.
Memberikan ruang pekerjaan yang dianggap halal, menurut dia memang salah satu solusi terbaik. "Namun apakah, pembinaan untuk mereka dapat konsisten. Khususnya untuk penanganan di kalangan PSK, preman dan orang yang terlibat dalam bisnis ini. Premannya, laundry dan seterusnya. Jadi kalau ditutup efeknya apa?" kata dia.
Tri juga menekankan apakah dengan penutupan Kalijodo bisa mengurangi warga yang menggantungkan hidup di Kalijodo. Sebab jika penutupan tanpa solusi, mereka ujung-ujungnya tidak mendapatkan pekerjaan dan memicu naiknya angka kriminalitas.
"Caranya memang harus dilakukan secara menyeluruh. Jadi harus dilihat kalau ditutup efeknya ke depannya akan seperti apa," ucap dia.