REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baku tembak terjadi antara densus 88 dengan kelompok teroris kelompok Santoso di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (15/2) pagi. Satu terduga teroris tewas, dua ditangkap, dan satu anggota densus luka-luka.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti tidak heran apabila jaringan Santoso melebar hingga ke Bima dari Poso. Sebab, di Bima terdapat sumber yang juga berkaitan dengan Santoso.
"Sumbernya, istrinya Santoso itu dari Bima yang istri kedua. Ada beberapa orang yang di Bima terkait dengan Santoso," ujar Badrodin, di Mabes Polri, Senin (15/2) malam.
Diketahui juga bahwa saat ini sudah banyak terduga teroris di Bima yang pergi ke Poso dan bergabung dengan kelompok pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) itu.
Menurut Jenderal bintang empat tersebut, istri kedua Santoso sudah di bawa ke Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah. Bersama anaknya dia berjualan. Sedangkan istri pertamanya dibawa ke Gunung Biru, Poso, tempat markas kelompok Santoso.
"Tahun 2015 masih berkomunikasi. Keberadaan kelompok Santoso di Bima bukan karena istrinya. Karena disitu ada kelompok jaringan Santoso," jelasnya.