REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Musni Umar mendukung upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membongkar kawasan Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut). Sebab, kawasan itu, selama ini dikenal sebagai sarang prostitusi, tempat hiburan malam, dan tempat pelanggaran hukum lainnya.
"Jadi kita harus mengapresiasi pemprov yang menggusur Kalijodo. Jadi apapun alasannya, kita beri apresiasi," kata Wakil Rektorat 1 Universitas Ibnu Chaldun itu kepada Republika.co.id, Selasa (16/2).
Terlebih, penggusuran itu, rencananya akan dimanfaatkan sebagai ruang publik terpadu ramah anak. Kalijodo, kata dia, selama ini sudah lama menjadi perhatian masyarakat. Namun, tidak ada yang berhasil menyelesaikan dan menuntaskannya.
Musni tidak menampik jika sejumlah efek akan muncul, seperti ekonomi, sosial dan budaya. "Pertama, mereka yang tinggal di sana akan kehilangan tempat tinggal secara permanen, tetapi juga budaya," ujarnya.
Penggusuran akan berdampak pada masyarakat yang kemudian kehilangan pekerjaan. Sebab, dari prostitusi itulah, masyarakat Kalijodo mencari nafkah.
"Kehidupan bukan semakin baik, tapi sebaliknya," lanjutnya.
Penggusuran ini akan membuat 'komunitas' di Kalijodo, terlepas satu dengan yang lain. Kehidupan sosial yang sudah lama terbangun akan tercerai berai.
Kendati demikian, budaya yang timbul di Kalijodo merupakan kebiasaan yang tidak bener, karena lingkungan prostitusi. Sehingga, Musni beranggapan, penggusuran merupakan pilihan yang tepat.