Rabu 17 Feb 2016 16:59 WIB

Din: Indonesia dalam Ancaman Invasi Spiritual dan Intelektual

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (tengah)
Foto: Republika/ Darmawan
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin menyatakan, saat ini telah terjadi arus besar invasi spiritual dan intelektual baru yang mengedepankan kekerasan ekstrim dan mengatasnamakan agama. Invasi ini mulai memasuki kawasan wawasan keagamaan.

Sebelumnya, kawasan wawasan keagamaan sudah relatif mapan menampilkan keberagamaan yang teduh, ramah, dan guyub, baik intra-umat maupun antarumat beragama. Bahkan, tingkat kerukunan beragama telah menjadi pilar penting bagi kokohnya kerukunan nasional bangsa Indonesia yang majemuk.

Menurut Din, kondisi itu saat ini sudah terganggu. Akibatnya, kerukunan keagamaan baik intra maupun antarumat, dan juga kerukunan nasional mulai goyah. "Tidak mustahil pada suatu waktu, jika tidak ada upaya pencegahan, konflik-konflik terjadi dan dapat membawa disintegrasi," kata Din dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (17/2).

Perubahan ini terjadi karena munculnya arus baru yang menggoyahkan persatuan dan kerukunan bangsa Indonesia. Arus baru ini bahkan melakukan agresi spiritual dan intelektual.

Sebenarnya, kata Din, perbedaan pendapat adalah keabsahan dalam latar kemajemukan dan demokrasi. Namun, jika perbedaan itu mengambil bentuk pemutlakan pendapat dan pemaksaan kehendak, maka tak terelakkan, ketegangan bahkan perpecahan bisa terjadi.

Invasi atau agresi spiritual adalah upaya untuk mempengaruhi bahkan menguasai pihak lain agar mengikuti dan melakukan kehendak pihak invader dan agresor. Pendekatan yang ditempuhnya adalah kekerasan dan kekejaman.

"Invasi spiritual dan intelektual sudah sampai pada tingkat lanjut, yaitu keberanian untuk menantang kekuatan negara dan masyarakat," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement