Kamis 18 Feb 2016 05:01 WIB
Hari-Hari Terakhir Kalijodo

Kisah Nyai dan Pergundikan di Batavia (Bagian 1)

Rep: muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Foto para Nyai tempo dulu dengan serdadu Belanda.
Foto para Nyai tempo dulu dengan serdadu Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID -- Meski semenjak dahulu kala kota Batavia terkesan gemerlap, faktanya tak hanya surga dunia yang ada di tanah orang Betawi. Neraka dunia pun ada. Tak hanya dilanda kerusuhan, perang, dan kemiskinan, Batavia dulu pun menjadi surga pergundikan atau per-“nyaian”. Bahkan, para sejarawan juga bilang bahwa Batavia hanyalah bagian kecil dari dunia pergundikan yang sudah begitu eksis dan merata pada zaman kolonial.

Bahkan, tidak tanggung-tanggung pada awal 1800 ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels, untuk pertama kali menginjakkan kakinya di Batavia, dia mendapatkan kenyataan buruk, maraknya pergundikan itu. Dia melihat langsung betapa para pejabat Belanda terbiasa hidup berfoya-foya dengan memelihara “perempuan pribumi” tanpa nikah tersebut.

Menyadarit meluasnya pergundikan itu, Daendels yang tinggal di Batavia dengan mengemban tugas khusus dari Napoleon untuk mengamankan Jawa dari serbuan tentara Inggris, segera mengetahui betapa rendah semangat dan moral aparat pemerintahannya di dalam menjalankan tugas. Ia khawatir melihat kenyataan sedikitnya jumlah orang Eropa yang berdiam di Hindia Belanda yang bisa dikerahkan untuk menghadapi bala tentara Inggris bila datang menyerang. Meluasnya praktik “Pernyaian” menjadi salah satu sebabnya.

Penulis buku Nyai & Pergundikan di Hindia Belanda, Reggie Baay, dalam sebuah wawancara beberapa tahun silam, mengakui situasi itu dengan sikap terbuka. Meski dia orang Belanda dan juga merupakan keturunan “nyai”, mengatakan mulai abad ke-18 M Batavia pada saat itu memang sudah layak disebut sebagai kota gundik dan budak.

‘’Hampir semua pejabat pemerintah pasti punya dua hal tersebut. “Nyai dan budak itulah yang melayani kebutuhan tuan pejabat Eropanya,’’ kata Reggie.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement