Kamis 18 Feb 2016 11:51 WIB

Janganlah Bersedih, Tinggalkan Kata Seandainya

Sedih dan menangis (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Sedih dan menangis (ilustrasi).

Oleh Aris Sholikhah

REPUBLIKA.CO.ID,''Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada diri sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS al-Hadiid: 22).

Pada suatu ketika Ibrahim bin Adam melihat seorang laki-laki yang sedang bersedih. Dia berkata kepada lelaki itu, "Wahai saudara, aku ingin menanyakan kepadamu empat pertanyaan dan aku harap engkau menjawabnya." Lelaki itu menjawab, "Baiklah."

Ibrahim pun bertanya, "Apakah ada hal yang terjadi di alam ini yang tidak dikehendaki Allah?" Lelaki itu menjawab, "Tentu tidak." Ibrahim bertanya lagi, "Apakah akan berkurang suatu tempo waktu yang ditetapkan bagimu dalam kehidupan ini." Sekali lagi dia menjawab, "Tidak."

Setelah terjawab empat pertanyaan, Ibrahim bin Adam berkata, "Kalau begitu mengapa engkau masih bersedih?" Terkadang manusia dalam menjalani hidupnya tak selalu mendapatkan keinginan yang dicita-citakan. Rencana dan impian tertata apik terburai percuma. Usaha keras sekuat tenaga pun seakan tak berdaya apa-apa, menyisakan kepingan-kepingan duka dan kekecewaan.

Banyak juga di antara manusia merasa hidup tak beruntung. Memiliki masa lalu kelam dan pengalaman pahit. Atau, setidaknya dalam perjalanan hidup kita, pernah mengalami masa yang menyesakkan dada, terhimpit beban berat, membuat kesedihan tak berujung.

Misalnya bisnis yang merugi karena kesalahan mengambil keputusan, studi berantakan, keluarga broken home, himpitan ekonomi, bencana alam melanda, dan sebagainya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement