Kamis 18 Feb 2016 15:31 WIB

7.199 Hektare Sawah di Riau Terendam

Sawah terendam banjir (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Yusran Uccang
Sawah terendam banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Pertanian dan Peternakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melaporkan sekitar 7.199 hektare (ha) areal sawah terendam akibat banjir menyusul hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang berlangsung cukup lama akhir-akhir ini.

"Banjir telah melanda beberapa daerah di Riau dan merendam sekitar 7.199 ha sawah khususnya di tiga daerah," kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau Hardison di Pekanbaru, Kamis (18/2).

Ia menyebutkan kondisi itu mengakibatkan 3.006 ha tanaman padi gagal panen dan 111 ha tanaman padi mengalami fuso.

Menurut dia, tiga daerah di Riau tersebut yakni Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Kabupaten Kampar serta Kabupaten Rokan Hulu. Kondisi itu membuat para petani padi di daerah tersebut mengalami kerugian besar.

Seperti di Kuansing, katanya, petani mengalami kerugian paling besar karena setidaknya dari 2.693 ha areal tanaman, seluruh areal sawah terendam banjir dan bahkan seluas 1.014 ha padi mengalami kerusakan.

Lalu diikuti Kampar total memiliki 1.317 ha areal luas tanam, di antaranya sekitar 298 ha terendam banjir yang merupakan areal persawahan dengan kerusakan tanaman padi seluas 95 hektare.

"Terakhir Kabupaten Rokan Hulu, dari jumlah areal luas tanam 1.032 hektare. Sekitar 25 hektare terendam banjir dan kerusakan tanaman padi seluas 17 hektare," ucap dia.

Hardison mengakui bencana banjir merendam 7.199 ha lahan persawahan di provinsi itu dikhawatirkan menurunkan produksi beras tahun 2016 di Riau.

Meski demikian, lanjutnya, agar target produksi tetap terpenuhi, maka pemerintah daerah di masing-masing daerah yang terendam banjir bakal menyalurkan 25 kilogram bibit padi untuk satu hektare sawah.

"Terdapat program bibit nasional yang telah dianggarkan pusat (Kementerian Pertanian) melalui APBN. Kita masih optimistis dapat mencapai target produksi beras tahun 2016 sebanyak 406.996 ton," kata dia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan pada bulan Maret hingga April 2016 ini merupakan puncak musim hujan sehingga bahaya banjir dan longsor masih mengancam Provinsi Riau. "Kalau puncak musim hujan di tahun 2016 pada pertengahan Maret sampai April. Itu kan sedang puncaknya musim hujan periode pertama di tahun ini," papar Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin.

Dia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi kepada masing-masing daerah di provinsi tersebut untuk bersiaga mewasdai bahaya banjir dan longsor terutama daerah rawan bencana.

Selain itu, kata dia, BMKG Stasiun Pekanbaru juga telah mengirimkan pemberitahuan rutin atau setiap hari terkait informasi cuaca kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atau intansi terkait 12 kabupaten/kota di Riau. "Tujuan kita agar warga di daerah rawan banjir dan longsor berhati-hati dan bersiaga di musim hujan ini," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement