REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama dalam pertemuan para pemimpin Asia Tenggara dan Amerika Serikat, menyatakan ucapan-ucapan anti-Muslim menjadi sumber masalah. Pidato yang disampaikan oleh kandidat para calon presiden dari Partai Republik merupakan contohnya.
Obama menyampaikan hal tersebut Selasa (16/2) lalu di California, Amerika Serikat. Ucapan mengandung sentimen anti-Muslim dari kandidat presiden dinilainya telah mengusik para pengamat dari luar negeri.
Obama menggarisbawahi sentimen anti-Muslim bukan hanya sering diucapkan kandidat terkuat Partai Republik, Donald Trump. Namun kandidat-kandidat Partai Republik lainnya. Presiden Amerika Serikat itu mengingatkan publik terlalu fokus pada Trump karena gaya bicaranya yang kontroversial. Nyatanya kandidat lain pun menyampaikan sentimen sejenis.
"Dia (Trump, red) mungkin paling awal mengucapkan sentimen anti-Muslim, tetapi jika Anda mendengarkan apa yang diucapkan kandidat Partai Republik lainnya, itu sangat mengganggu juga," tambahnya seperti dilansir dawn.com Obama berharap ucapan-ucapan diskriminatif anti-Muslim dapat segera menghilang seiring kampanye terus berjalan.
Selain itu, Obama dengan gamblang mengkritik Donald Trump. Calon presiden Partai Republik tersebut menurut Obama tidak memiliki kualifikasi sebagai presiden.
"Saya percaya Trump tidak akan menjadi presiden. Dan alasannya karena saya percaya pada warga Amerika. Saya pikir mereka menyadari hal itu. Menjadi presiden adalah pekerjaan serius, bukan memandu talk show atau reality show. Itu bukan promosi, itu bukan strategi penjualan."