Jumat 19 Feb 2016 02:20 WIB

Puluhan Eks Gafatar Masih Ditampung di Youth Center DIY

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tim Dukungan Psikososial Kemensos bermain dengan anak-anak pengungsi eks-Gafatardi Gedung Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia (POPKI), Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (29/1).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Tim Dukungan Psikososial Kemensos bermain dengan anak-anak pengungsi eks-Gafatardi Gedung Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia (POPKI), Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Saat ini terdapat 46 eks Gafatar baru yang ditampung di Youth Center DIY, Mlati. Sebanyak sembilan di antaranya merupakan warga Sleman. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa (Kesbang) Sleman Ardani menjelaskan, mereka terdiri dari dua kepala keluarga (KK).

Satu KK berasal dari Kecamatan Depok yang terdiri dari empat orang. Satu KK lainnya terdiri dari lima orang yang berasal dari Kecamatan Ngaglik. "Sementara ini mereka masih ditempatkan di Youth Center untuk mengikuti program deradikalisasi," kata Ardani, Kamis (18/2).

Ia mengatakan, warga eks Gafatar akan dijemput pada Sabtu (20/2) pukul 10.00 WIB. Kemudian mereka diserahkan pada kecamatan masing-masing.  Menurutnya, Pemkab setempat telah berkoordinasi dengan kecamatan Depok dan Ngaglik.

Sementara, terkait warga eks Gafatar asal DIY yang masih ditampung di Asrama Haji Bekasi, Ardani mengaku belum mengetahui kapan mereka akan dipulangkan. Ia juga belum mengetahui ada tidaknya warga Sleman yang masuk dalam rombongan tersebut.

Di sisi lain, Ditreskrimum Polda DIY telah menangkap Wakil Bupati Gafatar Kulonprogo bernama Sigit yang merupakan warga Sagan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Kapolda DIY Brigjen Pol Erwin Triwanto menjelaskan, Sigit adalah salah satu dalang kasus hilangnya banyak orang karena Gafatar.

"Penangkapan ini merupakan pengembangan dari tersangka Eko dan Feni yang merupakan perekrut dokter Rica," ujarnya. Sigit sendiri merupakan pengurus Ormas Gafatar di tingkat Jawa Tengah dan nasional. Dari hasil pemeriksaan, penyidik menemukan pesan singkat di ponsel tersangka saat berkomunikasi dengan tersangka Eko dan Feni untuk membawa dokter Rica.

Maka itu, penyidik meyakini Sigit sebagai bagian dari jaringan Gafatar yang membawa kabur ratusan orang. "Kalau kita lihat smsnya, terlepas memberikan intruksi atau tidak, yang jelas terlibat dalam pelarian Rica," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement