REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas Guangzhou, Provinsi Guandong, Cina menyatakan waspada terhadap virus infeksi Zika. Diberitakan salah seorang warga Guangzhou terinfeksi virus tersebut, setelah melakukan perjalanan ke Amerika Selatan.
Warga Guangzhou yang terinfeksi virus zika menjadi kasus kedua virus tersebut di Cina. "Sehingga kami mulai melakukan langkah-langkah kewaspadaan serta pencegahan yang sangat ketat, terutama saat memasuki bandara," kata Wakil Direktur Karantina Bandara Internasional Baiyun, Guangzhou Wu Hui, seperti dikutip media setempat Jumat (19/2).
Ia mengatakan pihaknya telah memasang alat deteksi suhu badan inframerah di Bandara Baiyun. Langkah tersebut diambil otoritas setempat mengingat Guangzhou menjadi penghubung antara Cina dengan Amerika Selatan yang menjadi salah satu wilayah KLB virus zika.
"Jika seseorang terdeteksi mengalami gejala zika, maka yang bersangkutan harus menjalani pemeriksaan awal, termasuk pengecekan sampel darah langsung di bandara," ujar Wu Hui.
Ia menambahkan, jika seseorang positif terduga zika berdasarkan sampel darah tersebut, maka kami akan segera mengirimkan informasinya kepada pusat gawat darurat untuk membawa yang bersangkutan ke ruang isolasi untuk penanganan lebih lanjut. Meski kemungkinan penyebaran virus zika kecil, namun alat deteksi suhu badan juga dipasang di setiap pelabuhan dan stasiun bus antarkota antarprovinsi.
Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Guangzhou Zhang Fuchun mengatakan vaksin virus zika belum ditemukan, dan hingga kini masih terus diselidiki penularan virus tersebut. "Tetapi kami tidak akan lengah, dan kami telah melakukan langkah-langkah pencegahan dan antispasi," katanya.
Seorang warga Guangzhou positif terinfeksi virus zika pada pekan lalu, setelah yang bersangkutan tiba di Bandara Baiyun, dari perjalanannya ke Venezuela dengan singgah di Belanda dan Rusia. Perwakilan RI di Cina, termasuk Konsulat Jenderal di Guangzhou telah mengeluarkan imbauan agar WNI waspada terhadap penyebaran virus zika.
Ikuti Whatsapp Channel Republika