REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan Bendungan Karian yang berlokasi di Lebak, Banten masih berlanjut di 2016. Saat ini pembangunan yang dimulai pada pertengahan 2015 tersebut baru mencapai 3,36 persen dan menginjak tahap pengerjaan tanah untuk membangun tapak bendungan. Selanjutnya pada Maret 2016 akan dilakukan pekerjaan saluran pengelak.
"Kita perkirakan pembangunannya selesai di 2019, bendungan sudah bisa digenangi," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera) Basuki Hadimuljono di Lebak Banten, sebagaimana rilis yang diterima pada Jumat (19/2).
Nantinya bendungan senilai Rp 1,07 triliun tersebut akan mampu menampung 209 juta meter kubik air dan mampu mengenangi lahan seluas 1.740 hektar. Adapun luas keseluruhan bendungan dengan daerah penyangga sekitar 2.170 hektar. Pendanaan bendungan diperoleh dari dana pinjaman Korea Selatan sebesar 100 juta dolar AS.
Selama ini, kata Basuki, air baku untuk wilayah Jakarta dipasok dari Bendungan Jatiluhur dan air tanah. Untuk menjaga air tanah, maka pasokan air baku harus cukup. Pasokan air tidak bisa hanya mengandalkan satu bendungan karena akan mengancam ketersediaan air baku. Itulah asal muasal dibangunnya Bendungan Karian.
Debit air bendungan pasca diperkirakan 16,6 meter kubik per detik (m3/detik). Air baku nantinya akan dialirkan ke beberapa wilayah, yaitu kota dan kawasan industri di Serang dan Cilegon sebesar 5,5 m3/detik dan Rangkas Bitung sebesar 0,3 m3/detik. Kemudian Parung Panjang sebesar 0,2 m3/detik, Tigaraksa sebesar 2,5 m3/detik, Serpong sebesar 2,8 m3/dtk, Maja sebesar 0,1 m3/detik dan DKI Jakarta sebesar 3,2 m3/detik.
Manfaat lain dari Bendungan Karian yaitu mengairi daerah irigasi Ciujung seluas 22 ribu hektare dan pengendalian banjir dengan kapasitas tampungan banjir sebesar 60,8 juta meter kubik. Kemudian, bendungan juga berpotensi menghasilkan tenaga listrik sebesar 1,8 megawatt.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kemenpupera Mudjiadi menyampaikan, pengaliran air baku ke daerah-daerah hingga ke Jakarta akan melalui pipa air. Nantinya ia akan dibangun dengan perkiraan panjang jalur pipa air menuju Jakarta sepanjang 37,6 kilometer.
"Saat ini sedang dikaji finansial pembangunan pipa air," katanya. Pembiayaan pembangunan pipa direncanakan melalui skema kerjasama pemerintah-swasta. Ke depan, akan ada studi finansial untuk membangun pipa air.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian, Direktorat Jenderal SDA, A Hanan Akhmad mengatakan lahan untuk pembangunan bendungan tersebut berada di 12 desa dari empat kecamatan dengan luas 2.170 hektar. Lahan tersebut adalah lahan milik masyarakat yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.