REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan akan segera berkoordinasi dengan beberapa kementerian untuk mencegah modus-modus penyebaran LGBT ke anak-anak, khususnya di sekolah.
Pasalnya, dalam perkembangan terakhir KemenPPPA menyebut sudah ada ribuan anak yang mulai terpapar dengan komunitas LGBT, melalui berbagai modus termasuk situs mengenai LGBT.
Untuk itu, Kementerian PP dan PA akan menindaklanjuti hal tersebut dengan terlebih dahulu melakukan inspeksi mendadak ke sekolah-sekolah bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah dan Kebudayaan.
"Kita harus lindungi mereka (anak-anak) dari modus dan situs ini, Menteri Yohana akan sidak ke sekolah sekolah untuk melihat anak-anak," seperti yang tertulis dalam media sosial facebook KemenPPPA, pekan lalu.
Saat dikonfirmasi dengan pihak Kementerian Pendidikan Dasar, Menengah dan Kebudayaan, melalui Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad, mengakui memang sudah ada koordinasi dengan KemenPPPA.
Namun, koordinasi tersebut menurutnya bukan menyangkut persoalan maraknya LGBT di kalangan anak sekolah. "Dengan saya belum ada pembicaraan tentang LGBT, mungkin baru pembicaraan dengan Pak Mendikbud," ujar Hamid kepada wartawan melalui pesan singkatnya, Jumat (19/2).
Ia mengatakan, koordinasi dengan Kementerian PPPA saat ini seputar program yang dicanangkan dua kementerian tersebut yaitu sekolah ramah anak (SRA). SRA sendiri merupakan program untuk menciptakan suasana aman dan nyaman untuk pembelajaran anak di sekolah.
Namun, Hamid enggan berbicara lebih jauh mengenai konsep sekolah ramah anak yang tengah dimatangkan dua kementerian tersebut. Yakni apakah salah satu diantaranya terkait dengan isu yang berkembang saat ini yakni, kekerasan pada anak dan sasaran perilaku penyimpang.
"Konsepnya masih digodok. Nanti kalau sudah final kita infokan, tetapi baik ditanya ke KemenPPPA saja ya. Soalnya konsep SRA disiapkan dari sana," kata Hamid.