Jumat 19 Feb 2016 19:18 WIB

Menhan akan Libatkan Ahli Selidiki Jatuhnya Super Tucano

Pesawat tempur Super Tucano di skadron 21, Pangkalan TNI AU Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Pesawat tempur Super Tucano di skadron 21, Pangkalan TNI AU Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menyatakan bahwa ahli dari produsen pesawat Super Tucano akan dilibatkan dalam menyelidiki jatuhnya pesawat latih TNI Angkatan Udara di Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

"Kemarin saya ke Singapura dan bertemu dengan ahlinya. Saya minta mereka bantu investigasinya," kata Ryamizard disela-sela kunjungannya di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan hingga saat ini belum mengetahui penyebab jatuhnya Super Tucano TT 3108 buatan Brasil di tengah pemukiman warga pada Rabu (10/2) lalu tersebut.

"Tidak 'gampang' untuk melakukan investigasi. Butuh waktu berbulan-bulan" ujarnya.

Namun begitu, ia mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat latih tersebut. Sebelumnya TNI AU telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Pesawat Super Tucano jatuh di permukiman warga di Jalan Laksda Sucipto Gang 12, Kecamatan Blimbing dan menimpa rumah warga. Sebanyak empat orang dilaporkan meninggal dalam insiden itu.

Keempat korban adalah Pilot Mayor (Pnb) Ivy Safatillah dan juru mesin udara Serma Syaiful Arief Rakhman, sementara dua korban lainnya dari warga sipil yakni pemilik rumah Ermawatiingtyas dan Nurcholis.

Meski begitu, mantan Kepala Staf TNI AD itu mengatakan akan tetap mendatangkan empat pesawat Super Tucano yang sebelumnya telah dipesan pemerintah ke Indonesia. "Empat pesawat lagi akan datang bulan depan," ujarnya singkat.

Sebelumnya pemerintah Indonesia memesan sebanyak 16 unit pesawat tempur ringan Super Tucano dari Brasil dengan nilai kontrak sekitar 260 juta dolar AS. Pesawat itu mulai tiba sejak September 2012 lalu.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement