REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Muhammadiyah yang juga salah satu pendiri Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ahmad Watik Pratiknya meninggal dunia pada Jumat pagi, (19/2), di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih. Keluarga mengenal alhmarhum sebagai orang yang dermawan.
Salah satu keluarga almarhum, Budianto mengatakan, sosok Ahmad watik dikenal sering membantu keluarga. Pria yang berdasarkan silsilah keluarga merupakan cucu dari Ahmad Watik mengaku sering memperoleh bantuan dana.
"Almarhum sering membantu kalau ada keluarga mengadakan acara seperti pernikahan. Atau kalau keluarga ada kesulitan, ia kerap membantu," katanya kepada Republika.co.id di rumah duka di Jalan Madrasah 01, Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (19/2), malam. (Ahmad Watik Tutup Usia, Jimly: Kami Kehilangan).
Ia mengatakan, almarhum meninggal pukul 10.10 WIB di Rumah Sakit Cempaka Putih. Menurut keluarga, ia diberitahu almarhum meninggal karena sakit kanker. Namun, sampai saat ini, jenazah almarhum belum tiba di rumah duka.
"Jenazah katanya mau dikuburkan besok, (20/2) jam 10 pagi di TPU Tanah Kusir," jelasnya.
Berdasarkan pantauan di rumah duka, keluarga dan rekan almarhum mulai berdatangan. Nampak pekarangan rumah almarhum mulai di ramaikan oleh kendaraan para pelayat. Belum nampak adanya tokoh yang hadir di kediaman almarhum.
Dari informasi yang dihimpun, Watik merupakan seorang dokter serta akademisi yang juga ahli anatomi. Tokoh kelahiran 8 Februari 1948 ini juga seorang penceramah yang handal. Selain aktif di Muhammadiyah, Watik pernah tercatat sebagai anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah periode 1985-1990.
Di Muktamar Muhammadiyah ke 42 Yogyakarta, dia terpilih menjadi anggota 13 PP Muhammadiyah dan dipercaya sebagai Koordinator Bidang Pendidikan. Sementara, di Muktamar ke 43 di Banda Aceh, Watik dipercaya kembali menjadi anggota 13 PP Muhammadiyah dengan posisi sebagai Koordinator Bidang Pembina Kesehatan dan Kesejahteraan PP Muhammadiyah.
Adapun terkait profesinya, dia pernah menjadi anggota Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia (AAI), International Assoctiation of Anatamist (IAA), dan Sekretaris Presiden B.J. Habibie. Watik juga aktif di Habibie Centre mulai 1999 dengan jabatan terakhir sebagai direktur eksekutif.