Sabtu 20 Feb 2016 13:27 WIB

Ulil: Budaya Indonesia Telah Lama Bersentuhan dengan LGBT

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Teguh Firmansyah
Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla.
Foto: Facebook
Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla mengatakan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) merupakan bagian dari kelompok sosial dan warga negara Indonesia yang tidak boleh didiskriminasi. Saat ini banyak sekali kelompok minoritas baik kelompok keagamaan atau kelompok LGBT yang didiskriminasi.

"Kelompok LGBT sebagai kelompok sosial harus dihormati sebagai warga negara" ujar dia dalam Talkshow LGBT, Beda Tapi Nyata, di Warung Daun, Cikini, Sabtu (20/2).

Menurut dia banyak sekali pihak yang mengatakan LGBT tidak sesuai dengan budaya nusantara atau budaya Indonesia. Padahal tidak benar budaya nusantara tidak mengenal perilaku homoseksual.

Ulil menyebut dalam budaya Jawa, meski bukan dominan, orientasi homoseksual sejak dahulu sudah ada. Bahkan saat zaman Nabi Muhammad SAW, kelompok homoseksual ini telah lahir.

Menurut Ulil, sikap budaya nusantara terhadap kelompok LGBT relatif toleran. Seperti perilaku homoseksual dalam tradisi reog ponorogo di Jawa Timur. Mereka memahami perilaku ini dan tidak membencinya.

Mereka memang tidak menyetujui LGBT tetapi tidak mengingkarinya. Mereka juga tidak disakiti dan dimusuhi, justru dilibatkan dalam kegiatan normal.

Baca juga,  Mahfud MD: Ini Empat Pendukung LGBT

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement