REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kandidat presiden FIFA Pangeran Ali bin Al Hussein meminta bantuan Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS). Ini dilakukan untuk memastikan bilik kaca digunakan pada pemilihan pekan depan.
Pangeran Ali mengklaim bahwa bilik kaca merupakan satu-satunya solusi untuk memastikan transparansi pada pengambilan suara 26 Februari di Zurich. "Hanya bilik transparan yang dapat membuktikan bahwa setiap pemilih mengikuti hati dan kesadarannya, dan tidak ada suara-suara penekan dengan mencegah pemberi suara memfoto kertas suara mereka," kata Renaud Semerdjian, salah satu pengacara Pangeran Ali, Sabtu (20/2).
Pangeran Ali mengontak CAS setelah permintaannya ditolak Domenico Scala, ketua komisi presidensial FIFA. Juru bicara FIFA menjelaskan bahwa para pemilih tidak akan diizinkan membawa serta telepon genggam mereka saat memasuki bilik pengambilan suara pada Jumat depan.
"Para pemilih dapat menyimpan telpon genggam mereka di ruang kongres namun harus meninggalkannya ketika mereka memberi suara. Mereka akan dilarang mentransmisikan citra visual apapun sepanjang proses voting," yakin sang juru bicara.
Pangeran Ali memberikan rencana untuk bilik voting transparan dengan biayanya sendiri. Eksekutif UEFA Gianni Infantino dan ketua Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa disebut-sebut sebagai dua kandidat terkuat untuk pemilihan presiden FIFA, mengungguli Pangeran Ali, Tokyo Sexwale asal Afrika Selatan, dan Jerome Champagne dari Prancis.