REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Facebook akhirnya membuka lagi sejumlah postingan terkait sikap anti-kampanye Lesbian Gay Biseksual Transgender (LGBT) dari para penggunanya, yang sempat mereka banned.
Sebelumnya sejumlah pengguna akun mempertanyakan postingan mereka terkait sikap anti-kampanye LGBT yang dihapus oleh facebook. Salahnya pemilik akun Facebook Sheren Chamila Fahmi. Kepada Republika, Sheren membenarkan pemblokiran tersebut. "Iya dibanned dan dihapus oleh Facebook," kata dia dalam pesan singkat, Ahad (21/2).
Ia memposting tulisannya yang mempertanyakan deskriminasi seperti apa yang selama ini dialami komunitas LGBT di Indonesia. Namun, postingan dengan judul "Surat Terbuka untuk LGBT dari Muslimah Bercadar" sempat dihapus oleh Facebook satu hari yang lalu.
Namun postingan akun Sheren Chamila Famhi yang sempat hilang tersebut, saat ini sudah normal seperti semula. Dari pengecekan Republika.co.id postingan yang berjudul 'Surat Terbuka Untuk LGBT Dari Muslimah Bercadar' sudah muncul dan bisa dibuka lagi.
Dalam postingan "Surat Terbuka Untuk LGBT Dari Muslimah Bercadar", Sheren membandingkan deskriminasi yang dialami LGBT dengan Muslimah bercadar. Mulai dari keluarga inti, lingkungan, masyarakat, tempat kerja, kampus maupun sekolah, tempat umum, dan lain-lain. Ia mempertanyakan, deskriminasi seperti apa yang dialami komunitas LGBT apakah sama seperti label 'teroris' yang disematkan kepada muslimah bercadar?
"Saya Sheren Chamila Fahmi yang menulis "Surat Terbuka Untuk LGBT Dari Muslimah Bercadar" hari ini postingan saya tersebut yang sudah mencapai 18000++ likes dan 17000++ shared baru saja di-banned oleh Facebook. Dan akun pribadi saya di-suspend oleh Facebook," tulis Sheren dalam akun instagram @beginwiths, Sabtu (20/2).
Ia menduga, postingan tersebut telah dilaporkan oleh komunitas LGBT pada Facebook.
Kendati demikian, ia berkomitmen, tidak akan patah semangat untuk terus menentang perilaku dan propaganda yang dilakukan kaum LGBT.
Menurutnya, orang-orang yang selama ini berteriak menghormati perbedaan, justru tidak siap juga menghadapi perbedaan.